Home
berita
PIDATO BUNDA PAUD KOTA MATARAM TENTANG KIA YANG MEMBUAT PIMPINAN UNICEF INDONESIA TERKESIMA

PIDATO BUNDA PAUD KOTA MATARAM TENTANG KIA YANG MEMBUAT PIMPINAN UNICEF INDONESIA TERKESIMA


Jumat, 2022-06-24 - 09:13:07 WIB

Mataram, DS-Hanya dengan menunjukkan kartu identitas anak (KIA), anak-anak Kota Mataram bisa mendapatkan diskon belanja maupun berenang di sejumlah obyek belanja dan tempat hiburan.

Hal itu dikemukakan Ketua TP PKK Kota Mataram, Hj.Kinnastri Mohan Roliskana, pada sosialisasi pelayanan terintegrasi anak rentan berbasis sekolah di SMP 16 Mataram, Kamis (23/6). Ketua PAUD Kota Mataram itu memaparkan inovasi tersebut di hadapan guru, siswa, kepala sekolah, dan pimpinan Unicef Indonesia untuk Anak-anak, Melen Kidane yang didampingi M.Akbar.

Istri Walikota Mataram itu mengatakan terdapat 11 tempat yang siap memberikan diskon bagi anak-anak yang bisa menunjukkan KIA. “Ini kelebihan Kota Mataram dibandingkan kabupaten/kota lain,” katanya.

Pada acara itu Dinas Dukcapil setempat juga melakukan pelayanan di sekolah seperti KIA, KK, akta kelahiran dan lain-lain. Ratusan keluarga siswa mengurus keperluan itu sejak pagi hingga menjelang sore.
Menurut Kinnastri, anak-anak dilindungi hak-haknya meliputi berbagai hal baik dalam bidang pendidikan maupun kesehatan.

Ia mengakui permasalahan anak di Kota Mataram sangat kompleks. Sebagai ibukota provinsi, Mataram memiliki masyarakat yang sangat majemuk baik agama maupun suku bangsa. Hal ini sangat memengaruhi pergaulan anak-anak.

Kata Kinnestri, kondisi anak-anak saat ini berubah, terlebih pada masa pandemi yang merubah pola kehidupan anak. Dahulu, kata dia, anak-anak dilarang bermain ke luar rumah kini susah membuat anak keluar rumah untuk lebih banyak bergerak.

Sebaliknya banyak anak-anak yang menjadi generasi “rebahan” karena selama dua tahun hanya main gadget. Kinnastri pun mengatakan jempol anak-anak sekarang lebih besar karena hanya main handphone.

Kepala SMP 16 Mataram, Burhanudin, mengemukakan acara sosialisasi itu tidak lepas dari persoalan yang menimpa siswanya. Sekira 60 persen siswa di sekolah itu mengalami kerentanan, diantaranya tinggal bersama famili lain. Sedangkan orangtua mereka diantaranya bercerai meninggalkan anak-anak yang masih sekolah itu. ian




Share Berita


Komentari Berita